News & Articles Bahaya UVA dan UVB Pada Kulit
image
Sabtu, 14 November 2020 - 10.31 WIB
Bahaya UVA dan UVB Pada Kulit

Sejak pandemi berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penularan salah satunya dengan berjemur di pagi hari. Kegiatan ini dianggap mampu meningkatkan daya tahan tubuh dengan mendapatkan asupan vitamin D dari bantuan paparan sinar matahari. Selain kebiasaan berjemur, memasuki new normal menjadikan kita dapat beraktivitas kembali di luar ruangan.

 

Hal ini tentunya juga membuat kulit langsung berhadapan lagi dengan sinar matahari. Akan tetapi tahukah KEDAfren, semakin lama paparan sinar matahari secara langsung pada kulit, semakin tinggi pula risiko timbulnya masalah kulit?

 

Sinar matahari memancarkan gelombang ultraviolet (UV), terdiri dari 3 jenis gelombang UV: UVA, UVB dan UVC. Sinar UVA dan UVB memiliki panjang gelombang yang dapat mencapai bumi, sedangkan sinar UVC tidak bisa menembus lapisan ozon, sehingga sinar ini tidak bisa mencapai permukaan bumi. Radiasi UVA dan UVB dapat menembus lapisan jaringan kulit dan merusak sel kulit sehingga dapat mengganggu kesehatan kulit.

 

Sekitar 95% dari sinar UV yang mencapai permukaan bumi adalah Sinar UVA. Dengan panjang gelombang 315-400 nm, UVA merupakan gelombang yang paling panjang diantara sinar UV lainnya. Oleh karena itu, sinar ini mampu menembus awan, kaca dan bahkan tetap ada walaupun cuaca sedang mendung atau pun hujan. Pada kulit, sinar UVA dapat menembus ke lapisan kulit yang lebih dalam atau dermis kulit. Ketika UVA mencapai dermis dapat menimbulkan kerusakan kulit jangka panjang seperti mempercepat penuaan kulit, muncul keriput, flek hitam (hiperpigmentasi), bahkan kanker kulit.


 
Sedangkan sinar UVB panjang gelombangnya lebih pendek dibanding UVA yaitu 280-315 nm. Intensitas sinar UVB akan meningkat pada saat tengah hari, di dataran tinggi, dan dekat dengan ekuator. Radiasi UVB hanya menjangkau lapisan terluar kulit atau epidermis, namun paparannya walau hanya sebentar dapat segera menimbulkan sunburn, dengan gejala timbul ruam merah dan terasa perih. Sama seperti UVA, radiasi UVB juga dapat meningkatkan aktivitas sel pigmen sehingga timbul hiperpigmentasi. UVB dapat langsung diserap oleh DNA sel kulit, yang akan meningkatkan risiko penyakit kulit seperti keratosis aktinik dan kanker kulit. 

 

KEDAfren pasti tidak mau ‘kan kulitnya terkena dampak buruk sinar UV seperti yang telah disebutkan tadi? Oleh karena itu, selalu lindungi kulitmu dari paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan tabir surya. Pastikan tabir surya yang kamu pakai mampu melindungi kulitmu dari sinar UVA dan UVB seperti Tirai Sinar Matahari dari Estetika dr. Affandi. Untuk perlindungan maksimal, gunakan 30 menit sebelum terpapar sinar matahari dan re-apply tiap 2 - 3 jam sekali ya!

 

Don't worry be beautiful

Did you like this? Share it!